BUKAN HANTU BIASA
Hantu punya kebiasaan yang gak jauh beda dengan manusia. Punya aktivitas seperti biasa. Bedanya, hantu gak keliatan. Istilahnya, kehidupan yang kasat mata.
Nah, pagi buta saat Shinta masih asyik tidur di kamarnya, tiba-tiba ada suara berisik dari luar, suara orang-orang yang sibuk. Pokoknya mengganggu banget deh!
”Isna! Ada apa sih? Berisik amat?” tanya Shinta sambil mengucek-ucek kedua matanyayang nampak merah karena masih sangat ngantuk.
”Itu, Non, ada hantu baru di kompleks kita”
”Hantu baru?”
”Iya”
”Cowok apa cewek, Is?”
”Apesnya dia cewek, Non. Konon katanya, hantu baru itu bernama Yulia, Non”
”Yaudah. Tidur lagi aah!” kata Shinta seraya berbaring kembali dan menaikkan selimutnya.
”Eit! Jangan keburu tidur dulu, Non! Yang ini seru! Hantunya sok borju, Non! Perlu kita kerjain, tuh !”
”Eh, maksud kamu?” tanya Shinta sambil memunculkan kepalanya dari gua selimut.
”Ya gaya dandanannya ngelebihin Pussycat Dolls! Sok cakep banget! Nyebelin sangat deh!”
Kali ini Shinta bener-bener bangkit dari tidurnya.
Swear, dari dulu Shinta paling sebel kalau lihat ada hantu yang kecentilan, sok, sombong ..
”Kita ke sana yuk!” ajak Shinta semangat
”Lho, kok jadi Enon yang semangat? Mandi dulu atuh, Non!” kata Isna
”Udah penasaran abis pengen liat gaya dia”
Shinta langsung terbang melesat menembus tembok. Isna ngikutin dari belakang.
Beberapa saat kemudian Shinta dan Isna sampai di depan sebuah rumah mewah.
”Spadaaa! Eni badi hooom?” teriak Shinta dari luar
Nggak lama kemudian sesosok hantu cewek muncul di hadapannya. Shinta menatap hantu itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kakinya sih melayang. Namanya juga hantu.
Wajahnya memang sangat cantik, tapi terkesan tidak bersahabat
”Mau cari siapa?” tanyanya dengan logat gak jelas. Bule, nggak. Jawa, kagak. Mandarin, apalagi.
”Kamu hantu bernama Yulia?” tanya Shinta
“Kalau iya kenapa,kalau enggak kenapa?” Ia balik bertanya. Jelas Shinta heran, sombong banget. Di tanya baik-baik jawabnya gak enak.
”Idih,hantu baru sombong!”
”Saya nggak sombong. Hanya maaf ya, dalam berteman aku suka pilih-pilih. Aku tidak mau terlibat dalam pergaulan bebas.” Katanya sok.
”Pergaulan bebas?” Shinta tersenyum simpul.
”Benar-benar patut di kerjain nich!” Batinnya.
”Yulia kamu jadi hantu kenapa?”
”Kisah hidup saya yang tahu hanya saya. Udah ah, saya sibuk! Saya mau crembath!” Dengan gaya yang centil, Yulia masuk ke rumahnya.
”Yuk Is, pulang!”dengan sebel Shinta. Tapi belum beberapa menit ia melangkah………………………………………
“Tunggu!!!” Seuah suara memanggil Shinta dari belakang. Shinta menoleh. Ooo... Shinta tersentak kaget apa yang di lihatnya.
Sosok hantu cowok yang kerennya luar biasa. Isna dan Shinta bengong aja.
”Kenalkan nama saya Ivan. Saya mau minta maaf sama kalian.”
”Minta maaf? Kenapa? Oh ya, nama saya Shinta.”
”Saya mau minta maaf atas sikap teman saya Yulia!”
”Oh, jadi Yulia itu teman kamu ya?”
Hantu cowok berwajah kiyut itu mengangguk hepi.
”Iya, dia memang aneh.”
”Aneh bagaimana?” Shinta kemudian tertarik.
”Yuk, ngobrol di rumah kamu aja. Rumah kamu di sebelah bukan?” kata Ivan. Shinta dan Isna mengangguk-angguk.
Nggak lama kemudian mereka sedang asyik ngobrol di depan rumah Shinta.
”Jadi gini Shinta, si Yulia itu gayanya sok borju. Dia susah berkomunikasi dengan hantu yang lainnya. Seminggu sekali dia selalu pindah tempat. Dia gak bisa bergabung dengan hantu lainnya.”
”Beda dong dengan kita. Kita kan hantu gaul.”
”Ya itulah! Dia selalu merasa paling segalanya dan ngak mau berkomunikasi dengan hantu lain.”
”Wah, kasian juga...”
”Kalian bisa membantu?”
”Membantu apaan?”
”Menyadarkan bahwa dia tidak boleh seperti itu!”
”Gimana caranya?”
Ivan membenarnya tempat duduknya.
”Selama ini Yulia selalu mengandalkan aku dalam segala hal. Dia selalu posesif sama aku. Aku harus teru bersama-sama dia. Nggak boleh kemana-mana apalagi pacaran!”
”Kenapa kamu nggak pacaran? Pasti banyak hantu cewek yang suka situ. Situ kan cakep!”
”Masak sih!” Kata Ivan.
”Tapi gak ada yang mau sama aku. Sebab saat ada yang mau ngedeketin aku, Yulia akan ngamuk. Hantu cewek itu pasti di teror abis-abisan.”
”Nah maksud kamu?”
”Saya minta tolong sama kamu,Shinta. Bagaimana kalau kita bermain sandiwara?”
”Sandiwara? Kenapa nggak main sinetron, drama, atau layar lebar sekalian?”
”Maksudku bukan sadiwara yang itu! Tapi sandiwara pura-pura.”
”Maksud kamu?”
”Kamu pura-pura jadi pacarku, Shinta! Kamu bisakan ngadepin si Yulia?”
”Apaaa???” Shinta terlonjak kaget.
”Iya, kita pura-pura pacaran, selalu sibuk berdua. Biar Yulia kesepian dan berusaha cari teman. Nah, saat dia butuh teman, Isna harus bisa masuk.” usul Ivan.
”Yah, apes deh gue, Van!”
“Nggak apa-apa, Is. Namanya juga sandiwara……………”
”Mengapa nggak kita balik aja? Aku yang pura-pura pacaran sama Ivan?”
”Nggak usah, deh. Setuju aja ya, Is?”
”Oke deh”
”Nah, kapan kita mulai?”
”IVANNNNNNN,,,,,,” tiba-tiba terdengar suara cempreng Yulia dari rumahnya memanggil Ivan.
”Nah, tuh! Posesifnya kumat! Kita mendekat, yuk!”
Ivan menggandeng tangan Shinta, menuju ke rumah Yulia.
”Ivan, ngapain kamu gandenggandeng tangannya si Shinta?” Mata Yulia melotot berat melihat Ivan muncul.
”Emang kenapa?”
”Nggak boleh?”
”Kok, nggak boleh?”
”Iya, nggak boleh!”
”Nah, kumatkan posesif kamu. Aku memang teman kamu, tapi aku sudah capek berhubungan sama kamu. Kamu selalu mengekang aku! Aku nggak boleh kemana-mana. Nggak boleh bergaul sama siapa-siapa. Sekarang aku udah punya seseorang yaitu, Shinta!”
”Apa?”
”Kami baru jadian.” Kata Shinta berlagak sok mesra sama Ivan.
”Apaaa...”
”JADIAN?!” Yulia seperti kambing kebakaran jenggotnya.
”Iya, jadian.”
”Kapan jadiannya?!”
”Barusan...”
”Kalian baru saja kenal!!!”
”Iya tapi kami saling cinta.”
”Nggak mungkin!”
”Segalanya mungkin ,Yulia. Sadarlah kamu. Nggak bisa seperti ini terus. Kamu harus punya sahabat. Kamu nggak bisa berdiam diri, mengurung diri. Kamu harus bergaul menjadi hantu gaul.”
”Siang ini, kamu janji sama aku mau main playstation dengan aku!” teriak Yulia histeris
”Maaf aku ada janji sama Shinta. Kami mau jalan-jalan.”
Shinta mengangguk. Padahal bingung emang mau jalan-jalan ke mane?
”TIDAAAAAAAKKKKKKKKKKK,,,,,,, kamu nggak boleh pergi!!!” teriak Yulia yang kumat posesifnya untuk kesekian kalinya.
”Cobalah bergaul. Ajak Isna jalan-jalan. Iya kan Isna?” ucap Ivan sambil mengedipkan matanya ke arah Isna.
Isna dengan garing mengangguk-angguk.
”Iya, kita jalan-jalan....”
”Emang kamu mau ngajak aku jalan-jalan kemana, Isna? Aku bukan hantu sembarangan! Aku hanya mau mendatangi tempat-tempat berkelas!” teriak Yulia.
”Maksud kamu tempat kursus, sekolah, kampus. Tempat yang ada kelasnya gitu?” tanya Isna lagi dengan wajah polosnya.
”Aduh, kamu bolot banget! Tempat yang berkelas tu tempat yang high class!!!”
”Oh, gitu...”
”Iya!”
”Aku punya usul gimana kalau kalian pergi ke planet hollywood cafe?”
”Apaan tuh?”
”Nah... penasarankan? Kami punya kafe tempat ngumpul hantu-hantu kelas atas, namanya planet hollywood cafe. Cobain deh ke sana ama Isna...”
”Kayaknya menarik juga...”
”Nah, coba kamu jalan-jalan ama Isna. Aku sama Shinta mau jalan-jalan juga tapi nggak kesitu!”
”Kemana kalian?” Yulia kumat again posesifnya.
”Ada aja!” kata Ivan dan Shinta kompak.
Isna kembali tersenyum garing. Ngebayangin Shinta asyik-asyikan sam Ivan. Sementara ia berdua dengan si hantu aneh bernama Yulia.
The-end
Komentar
Posting Komentar